Secara umum hama Lepidiota stigma F merusak tanaman tebu, nenas, pepaya, sengon yang ditanam pada tanah tegal yang berpasir. Stadia larva ditemukan pada bulan Pebruari–Maret, dan serangan berat pada bulan Mei sampai Juli dimana larva sudah besar dengan populasi yang tinggi (± 6 ekor/ rumpun). Pada musim penghujan (bulan Oktober–Desember) banyak ditemukan kumbang L. Stigma yang disebut ampal.
CARA HIDUP DAN BIOLOGI.
Uret (Lepidiota stigma F) yang merugikan tanaman pada umumnya adalah larva dari famili Melolonthidae dan Rutelidae, ordo Coleoptera. Uret jenis ini ditandai dengan cara pergerakan dan bentuk lubang pelepasan / celah anal seperti huruf V. Larva memiliki kepala yang kuat. Badannya gemuk dan bagian belakang biasanya membengkok. Pertumbuhan tungkai tidak sempurna. Tungkai lebih banyak digunakan untuk menggali daripada untuk berjalan. Jenis uret yang merugikan pertanaman tebu selain Lepidiota stigma F., antara lain Leucopholis rorida F., dll.
Imago betina meletakkan telurnya dalam tanah yang cukup lembab dengan kedalaman bervariasi antara 5 sampai 30 cm. Telur menetas setelah berumur 1 sampai 2 minggu. Larva muda memakan sisa-sisa tanaman yang mati atau akar-akar tanaman di sekitarnya, selanjutnya makin dewasa larva akan makan perakaran tanaman yang hidup. Larva ini berkembang dalam 4 instar dimana instar yang paling ganas dan merugikan adalah instar ke 3. Masa stadia larva beravariasi tergantung jenis uret. Uraian mengenai siklus dan daur hidup L. stigma F., tercantum dalam Tabel.
Sebelum menjadi pupa, larva masuk makin kedalam tanah guna mencari lingkungan yang lebih lembab dan relatif aman dari musuh-musuh alaminya. Sebaliknya, imago yang baru keluar dari pupa menuju ke dekat permukaan tanah dan akan segera terbang ke luar apabila kondisi lingkungan mulai basah (awal musim hujan). Musim kumbang beterbangan terbesar terjadi pada bulan Oktober – Nopember
Telur ------------ > Larva --------- > Pupa ---------> Imago
Tabel Siklus dan dauIII. TANDA-TANDA SERANGAN.
a. Tanda serangan awal tidak begitu tampak selain tanaman pada masa pertumbuhan vegetatif dan larva relatif masih muda.
b. Serangan semakin meningkat dengan meningkatnya perkembangan larva yang semakin mengganas, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat yang berakibat jumlah batang sedikit dan tanaman kurang berkembang.
c. Kebun serangan berat nampak jumlah tanaman dan rumpun banyak yang mati, tanaman yang ada pertumbuhannya lambat dan kerdil.
IV. AKIBAT SERANGAN.
Akibat serangan hama uret pada tanaman tebu, nenas, pepaya akan menurunkan produksi sampai 50%, pada serangan berat dan dilakukan bongkar tanaman (sengon)
V. PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PENGENDALIAN
A. Pencegahan
• Pergiliran tanaman tebu dengan padi sawah (untuk daerah yang memungkinkan dapat dilakukan).
• Menjaga kebersihan kebun dari sampah dan kotoran.
• Pembongkaran/ sanitasi sisa-sisa tunggul akar tanaman. Khusus hal ini sangat penting bagi pencegahan perluasan serangan hama.
B. Pengendalian
Pengendalian hama uret dilakukan dengan cara :
1. Sanitasi / Mekanis.
- Bersamaan pengolahan tanah (potong akar) dengan pembersihan sisa-sisa bagian tanaman sekaligus dilakukan pengumpulan larva uret dan kumbang/ imago secara manual.
- Penangkapan pada siang hari dilakukan pada tempat-tempat dimana imago bersembunyi, diantaranya pada pohon jambu monyet, johar, cemara, waru, kamboja, nyamplung dan tanaman perdu di sekitar tanaman utama.
- Mengumpulkan larva, pupa dan kumbang/ imago kemudian dimatikan (dibakar).
2. Perangkap kumbang/ imago
- Penangkapan kumbang/ imago (”ampal”) dengan alat perangkap yang dilakukan sore hari sekitar jam 17.00–18.00, pada masa penerbangan yang bersamaan dengan permulaan musim hujan.
- Hasil tangkapan alat perangkap dikumpulkan dan dimatikan (dibakar).
3. Secara hayati menggunakan Nematoda Entomopatogen (NEP).
a. Pengenalan.
- Nematoda merupakan bangsa cacing yang memiliki potensi sebagai pengendali serangga hama khususnya pada fase larva.
- Nematoda Entomopatogen (NEP) hidup di dalam tanah sehingga efektif untuk serangga hama yang berada di dalam tanah.
- Tidak menutup kemungkinan digunakan di atas permukaan tanah.
- Ukuran 500 – 800 µm.
- Bakteri simbion : Xenorrabdus spp. dari Steinernema sp.; Photorhabdus sp.dari Heterorhabditis spp.
- Efektif pada semua jenis hama (Lepidiota, Coleopteta, Diptera, dll.) Untuk hama tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan bunga.
- Dapat diisolasi dari semua jenis tanah.
b. Potensi Nematoda Entomopatogen.
- Membunuh hama dalam waktu 24–48 jam.
- Aman bagi tanaman, musuh alami, parasitoid, hewan dan manusia.
- Dapat memperbanyak diri dalam tubuh serangga hama dan kemudian keluar untuk mencari inang yang baru.
- Dapat dibiakkan secara massal (small–medium scale) sendiri di tingkat petani.
- Dapat diaplikasikan bersama dengan agens pengendali hama yang lain (kompatibel).
c. Cara Aplikasi.
- NEP diaplikasikan pada pagi atau sore hari pukul 17.oo 18.oo untuk menghindari sinar ultra violet dari matahari.
- Satu ampul atau formulasi spon untuk 500 m² pada satu tangki ukuran 14 liter.
- Spon diremas-remas (tangan ditutup dengan handcone) pada 5 liter air diulang 2 – 3 kali.
- Selama penyemprotan tangki harus sering di goyang karena NEP mudah mengendap
4. Kimia (bila diperlukan).
Menggunakan pestisida Granular yang di aplikasikan dengan cara :
• Penaburan insektisida granulair/powder ke dalam juringan bersamaan dengan saat tanam. Insektisida yang bisa digunakan antara lain Furadan 3 G (50 – 100 kg/ha), Rhocap 10 G (30 kg/ha), Rugby 10 G ( 30 kg/ha).
• Penaburan ulang tidak disarankan walaupun mungkin ada manfaatnya. Hal ini mengingat cara aplikasi yang sulit terutama pengawasannya, dan tidak ekonomis.
• Aplikasi insektisida secara pengabutan menggunakan alat fogger hanya disarankan terhadap stadia imago. Itupun hanya pada saat populasi imago yang sangat tinggi dan harus sesuai petunjuk yang berlaku. Alat fogger yang bisa digunakan diantaranya Swing fog, Dyna fog, Kin fogger. Sedang insektisida yang dipakai harus formulasi EC (emulsifiable concentrate) dan mengandung bahan aktif minimal 40%.
Dari berbagai cara diatas, penekanan utama dan terbaik adalah pengendalian secara bilogis, yang mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
a. Mempunyai pengaruh lebih lama.
b. Lebih efektif dan efisien terhadap sasaran.
c. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
d. Lebih mudah dilaksanakan pada areal yang luas.
VI. DIMANAKAH MENDAPATKAN AGENSIA HAYATI TERSEBUT.
~ UPPT Kabupaten Bondowoso, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bondowoso,
~ Brigade Proteksi Tanaman (BPT) Wilayah Timur Jawa Timur, Jl. Raya Banyuwangi KM 18 Lamongan – Arjasa Situbondo.
~ Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman (BBP2TP) – Surabaya, Jl. Raya Mojoagung No. 52 Jombang. UNIT PEMBINAAN PERLINDUNGAN TANAMAN (UPPT) Jl. Raya Kembang – Jember KM 3 BONDOWOSO
Butuh peralatan bertani seperti
ReplyDeletearit cangkul dll, hubungi kami
Adakah nomer tlp yg bisa d hubungi
ReplyDelete